Rooftop RS Wusu . Changmin menemui Jinhee . Dan Jinhee langsung bertanya : Kenapa kamu melakukan ini ? . Changmin : Apa2an ini ? . Jinhee : Katakan padaku agar aku mengerti . Jinhee : Apa kamu menyelamatkan aku oleh latar belakang keluargamu yang hebat itu ? Kenapa ? Apa karena aku terlihat malang ? Apakah aku tidak bisa menjadi dokter tanpa bantuanmu ?
Update
- Menambahkan rekap part 1 , 2 , 3 (March 02 , 20:30 WIB)
- Nantikan updatenya . Disarankan follow twitter Bentara agar bisa mengikuti update terbaru.
Rekap
Emergency Couple – Episode 10Changmin meraih tangan Jinhee : Kenapa kamu melakukan hal ini padaku ? Kenapa kau marah padaku ? Apapun yang terjadi , kita melakukan hal yang sama. Kenapa kamu terjatuh dalam pelukan (Dr Guk) , dan marah padaku ?
Jinhee menepis lengan Changmin dan memintanya agar menjauh darinya. Changmin meraih paksa bahu Jinhee kembali dan menghardik : Aku ingatkan yah !! Apakah kamu tahu bagaimana tampangmu saat itu ? Aku ingatkan . Jangan pernah tersenyum didepan dia . Jangan pernah meraih tangannya lagi !! Jangan buat wajahmu seperti yang kukatakan tadi didepan bajingan lainnya !!!
Jinhee : Apa yang anda katakan ? . Changmin : Apa kau tidak tahu ? Kamu jatuh cinta padanya khan ? Apakah aku salah ? Aku tahu hanya dengan melihatmu saja.
Jinhee menepis tangan Changmin : Pada siapapun aku jatuh cinta , apakah aku sedang berzinah sekarang ? Ada apa denganmu ? Apakah kau merasa tidak nyaman ? Tetapi aku tidak masalah dengan itu , baik kamu kencan buta dengan Ahreum ataupun menikahi dia sekalipun , aku sama sekali tidak peduli . Bukankah kita sudah bercerai ?
Jinhee berlalu meninggalkan Changmin sendirian di rooftop .
***
Jinhee kembali kedalam RS dengan kepala pening akibat bertengkar. Jinhee masih teringat perkataan Dokter Guk .
Sebuah kilas balik . Dokter Guk berkata pada Jinhee : Orang yang menyelamatkanmu dari pemecatan adalah Oh Changmin , bukan aku . Keluarganya sanggup merubah keputusan yang telah dibuat dari atasan. Apapun metode yang digunakan Changmin , dia telah berkata akan bertanggungjawab. Jinhee : Aku memberi hadiah padamu bukan semata2 karena mengira kau menyelamatkan aku . Mohon terima hadiah itu . Dokter Guk : Apa maksudnya ? . Jinhee : Bolehkah aku berkata sebagai sikap hormat ? Aku punya banyak hal yang harus berterimakasih .
Jinhee bersandar lunglai di tembok dekat tangga.
***
Changmin sedang membaca buku medis dan menulis sesuatu di meja kerjanya. Younggyu tiba dan bertanya apa yang sedang dilakukan Changmin ? . Changmin menjawab bukan apa2. Younggyu membaca catatan kecil yang ditulis Changmin , berbunyi : Pasca pengaruh perawatan untuk Meningitis .
Younggyu bertanya memangnya siapa yang mengidap Meningitis . Changmin hampir keceplosan menyebut “ponakan”-nya (ponakan Jinhee) , namun segera mengkoreksinya kembali . Younggyu bertanya kenapa tidak di print saja . Changmin menukas kalau memprint tidak menunjukkan usaha .
Younggyu tersenyum : Memangnya kau hendak berikan pada siapa ? . Changmin : Pada seseorang yang tidak perlu kau tahu .
***
Changmin mencoba menemui Jinhee , tetapi Dokter Guk muncul dan berdiri disamping Jinhee. Dokter Guk dengan canggung memberikan resep : Ini Rifampin , jika terjadi sesuatu , anggota keluargamu perlu kontak dengan ponakanmu juga , dan kamu juga . Jinhee tersenyum : Terimakasih , aku tidak pernah ingat hal itu . Dokter Guk berlalu .
Changmin menggerutu kalau sekarang Dokter Guk perhatian pada keluarga Jinhee juga . Jinhee menyadari ada Changmin disekitar. Changmin segera menyembunyikan coretan tangan tentang Meningitis dibalik jubah dokter. Seorang perawat memanggil Changmin karena perlu sesuatu . Changmin membuang coretan tangan tentang Meningitis ke tong sampah.
***
Jinhee pulang kerumah . Gwangsoo sedang asik dan heboh menonton Ultimate Fighting Champion , dan menjerit tegang menonton pertarungan di televisi sambil mengunyah cemilan yang belum selesai dikunyah . Jinhee memandang dapur seperti pemandangan horror yang penuh dengan setumpuk cucian piring . Kompor menyala karena Jin’ae sedang sibuk membuat minuman hangat untuk bayi .
Dibawah ini adalah text dalam bentuk JPEG . Dianjurkan membaca artikel ini dalam ponsel ukuran 5 inchi keatas (rotate horizontal) , tablet , laptop dan PC. Jika tidak muncul lakukan Refresh
Diatas ini adalah text dalam bentuk JPEG . Dianjurkan membaca artikel ini dalam ponsel ukuran 5 inchi keatas (rotate horizontal) , tablet , laptop dan PC. Jika tidak muncul lakukan Refresh
Jinhee : Tiba2 aku berpikir , apakah mereka menerobos masuk dan tiba2 menguasai rumah kita ? . Ibu : Apa yang bisa kulakukan ? Ada cucuku dan ponakanmu juga . Jinhee menggerutu : Haishh aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi .
Jinhee mengambil ponsel untuk menelepon .
Dirumah , Gwangsoo sibuk mencumbu Jin’ae padahal ada Baby Buk diantara mereka. Jin’ae mengingatkan kalau Baby Guk bisa terbangun nanti . Gwangsoo tidak peduli dan tetap menggoda Jin’ae dengan kakinya. Gwangsoo siap bermesraan dengan Jin’ae tetapi ponsel Jin’ae berdering.
Jin’ae mengangkat ponsel . Jinhee meminta Jin’ae untuk keluar dari kamar Jinhee . Jin’ae beralasan sedang menidurkan Baby Guk . Jin’ae mengajak Jinhee untuk berbicara nanti saja.
Jinhee : Kamu mencoba berkelit lagi ? Heii , aku berada di klinik Ibu , segera datang kemari !!!
***
Jinhee makan mie disaksikan Jin’ae yang sudah tiba di klinik pijat. Jinhee mengomel : Apa yang direncanakan kamu sekarang ? . Jin’ae : Apa maksudmu ? Keluargaku harus tinggal bersamamu untuk sementara waktu . Jinhee : Sampai kapan ? . Jin’ae menukas : Kalau kau terus menggangguku , aku akan mengadu pada Ibu , dengan siapa kakak bersama di RS Wusu .
Jinhee kesal dan hendak menjitak kepala adiknya dengan sendok makan . Ibu tiba dan bertanya siapa memangnya yang ada di RS ? . Jinhee berkilah kalau yang dimaksud adalah sesama dokter magang.
Ibu bertanya pada Jin’ae : Bagaimana kamu menghadapi rencana pernikahan ? Aku akan bertemu dengan keluarga Gwangsoo segera. Jinhee juga harus bertemu mereka. Jin’ae berkilah : Ibu harus perlahan melakukan ini . Jinhee mengomel : Kamu MBA (Married by Accident) diluar . Jin’ae : Itu bukan kecelakaan . Jinhee : Jika bukan kecelakaan lantas apa ? . Jin’ae : Itu adalah cinta.
Ibu dan Jinhee mendesis mendengar jawaban Jin’ae . Jinhee mengomel sambil menjitak kepala adiknya : Cinta pantatku . Jin’ae memprotes kenapa Jinhee memukul kepala ? . Ibu menegur agar Jin’ae bersikap sopan pada kakak yang lebih tua.
Jin’ae memprotes : Jangan lakukan ini padaku . Aku adalah Ibu dari seorang bayi sekarang. Kalian pikir aku ini masih anak2 ? . Ibu mendesis : Astagaaaa , aku tidak bisa bicara lagi . Jinhee : Ibu ? Apa yang terjadi dengan cintamu ketika menjadi seorang Ibu ? . Jin’ae kesal dan membalas : Paling tidak aku tidak bercerai sepertimu . Kamu menikah karena kamu begitu jatuh cinta . Sedangkan kami punya satu bayi sebagai wujud cinta kami . Jadi itu bukan kecelakaan . Ibu juga harus tahu hal ini .
Jin’ae berlalu . Ibu hanya bisa mengeluh betapa kurangajarnya putri bungsunya itu .
***
Changmin minum sambil merenung perbincangannya dengan Jinhee di rooftop tadi siang.
Sebuah kilas balik . Jinhee menepis tangan Changmin : Pada siapapun aku jatuh cinta , apakah aku sedang berzinah sekarang ? Ada apa denganmu ? Apakah kau merasa tidak nyaman ? Tetapi aku tidak masalah dengan itu , baik kamu kencan buta dengan Ahreum ataupun menikahi dia sekalipun , aku sama sekali tidak peduli . Bukankah kita sudah bercerai ?
Jinhee melanjutkan minum .
***
Sementara itu Jinhee terpaksa tidur satu kamar satu ranjang dengan Ibunya. Jinhee teringat perkataan adiknya .
Sebuah kilas balik . Jin’ae kesal dan membalas : Paling tidak aku tidak bercerai sepertimu . Kamu menikah karena kamu begitu jatuh cinta . Sedangkan kami punya satu bayi sebagai wujud cinta kami .
Ibu mengigau apakah Jinhee belum bisa tidur ? . Jinhee menjawab kalau dia sedang berusaha tidur. Ibu bertanya : Kamu melamun karena perkataan Jin’ae ? Aku menganggap kalau perceraian bukanlah dosa. Bagaimana bisa dia menyeret masa lampau ? Sungguh gadis yang belum matang.
Jinhee : Akulah yang belum matang . Ibu : Sudah sudah ,lekas tidur . Kamu harus berkerja . Lekas tidur.
Jinhee melanjutkan tidur .
Sebuah kilas balik . Jinhee muda sedang membawa kotak di kampus ketika berpapasan dengan Changmin dan para wanita lain . Salah satu wanita terjatuh karena ada gejala asma dan sesak napas. Changmin segera memberikan petunjuk pada gadis asma untuk menggerakkan kepala ke atas dan mengamankan pernafasan . Jinhee menanyakan apakah gadis asma itu makan siang di kantin hari ini ?
Jinhee memeriksa tangan gadis asma dan menemukan lengan berbintik . Jinhee berkata kalau menu kantin kampus hari ini adalah mie berbahan soba. Changmin bertanya apakah itu alergi ? . Jinhee menjelaskan kalau kasus seperti ini sering terjadi pada orang2 Asia . Changmin menyimpulkan agar gadis asma di posisikan dalam arah yang berlawanan.
Seorang dosen datang dan mendiagnosa kalau gadis itu menderita anaphylactic dari alergi kulit , dan berkata kalau Changmin sudah memposisikan gadis itu dengan benar. Dokter memerintahkan agar menghubungi 911 .
Kini Changmin – Jinhee berdua saja . Changmin berkata sungguh melegakan . Jinhee tersenyum dan membenarkan . Changmin : Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya , apakah kamu seorang ahli diet ? . Jinhee : Iya benar , ini hari pertamaku berkerja , dan menggantikan seseorang untuk sementara.
Changmin melihat nametag dan tahu nama gadis dihadapannya adalah Oh Jinhee. Changmin : Oh Jinhee , kita punya marga yang sama !! . Mereka berdua saling tersenyum manis.
Sebuah narasi dari Changmin : Wajah yang membuatku jatuh cinta.
Mereka tidur di ranjang masing2 .
Sebuah kilas balik . Jinhee muda sedang berjalan di koridor kampus ketika melihat Changmin berlari ke wastafel untuk muntah . Jinhee terkejut dan membantu menepuk2 bahu Changmin . Changmin beralasan dia muntah karena mengikuti kuliah anatomi .
Jinhee lantas memberikan bahan herbal seperti kol untuk dikunyah yang akan membuat kondisi Changmin lebih baik . Changmin mencobanya dan mulai mengunyahnya .
Sebuah narasi dari Jinhee : Seandainya saja aku tidak punya sesuatu ditanganku pada saat itu .
Changmin merasa lebih enak setelah mengunyah . Tiba2 kereta dorong mayat muncul ditarik dua mahasiswa. Giliran Jinhee yang panik dan merinding . Tangan mayat itu menyenggol kaki Jinhee , sehingga Jinhee terpaksa melompat dalam dekapan Changmin .
Sebuah narasi dari Changmin : Seandainya saja mayat itu tidak lewat pada saat itu .
Sebuah narasi dari Jinhee : Takdir itu dapatkah berakhir ?
Changmin dan Jinhee tersenyum saat tertidur di ranjangnya masing2.
0 komentar