Jumat, 28 Februari 2014




Rooftop RS Wusu . Changmin menemui Jinhee . Dan Jinhee langsung bertanya : Kenapa kamu melakukan ini ? . Changmin : Apa2an ini ? .  Jinhee : Katakan padaku agar aku mengerti .  Jinhee : Apa kamu menyelamatkan aku oleh latar belakang keluargamu yang hebat itu ?  Kenapa ? Apa karena aku terlihat malang ? Apakah aku tidak bisa menjadi dokter tanpa bantuanmu ?

Update

  • Menambahkan rekap part 1  , 2 , 3 (March 02 , 20:30 WIB)
  • Nantikan updatenya . Disarankan follow twitter Bentara agar bisa mengikuti update terbaru.

Rekap

Emergency Couple – Episode 10

Changmin meraih tangan Jinhee : Kenapa kamu melakukan hal ini padaku ? Kenapa kau marah padaku ?  Apapun yang terjadi , kita melakukan hal yang sama.  Kenapa kamu terjatuh dalam pelukan (Dr Guk) , dan marah padaku ?



Jinhee menepis lengan Changmin dan memintanya agar menjauh darinya.  Changmin meraih paksa bahu Jinhee kembali dan menghardik : Aku ingatkan yah !! Apakah kamu tahu bagaimana tampangmu saat itu ?  Aku ingatkan . Jangan pernah tersenyum didepan dia . Jangan pernah meraih tangannya lagi !!  Jangan buat wajahmu seperti yang kukatakan tadi didepan bajingan lainnya !!!
Jinhee : Apa yang anda katakan ?  . Changmin : Apa kau tidak tahu ? Kamu jatuh cinta padanya khan ? Apakah aku salah ? Aku tahu hanya dengan melihatmu saja.

Jinhee menepis tangan Changmin : Pada siapapun aku jatuh cinta , apakah aku sedang berzinah sekarang ?  Ada apa denganmu ? Apakah kau merasa tidak nyaman ? Tetapi aku tidak masalah dengan itu , baik kamu kencan buta dengan Ahreum ataupun menikahi dia sekalipun , aku sama sekali tidak peduli .  Bukankah kita sudah bercerai ?

Jinhee berlalu meninggalkan Changmin sendirian di rooftop .

***

Jinhee kembali kedalam RS dengan kepala pening akibat bertengkar.  Jinhee masih teringat perkataan Dokter Guk .

Sebuah kilas balik . Dokter Guk berkata pada Jinhee :  Orang yang menyelamatkanmu dari pemecatan adalah Oh Changmin , bukan aku . Keluarganya sanggup merubah keputusan yang telah dibuat dari atasan. Apapun metode yang digunakan Changmin , dia telah berkata akan bertanggungjawab. Jinhee : Aku memberi hadiah padamu bukan semata2 karena mengira kau menyelamatkan aku . Mohon terima hadiah itu . Dokter Guk : Apa maksudnya ? . Jinhee : Bolehkah aku berkata sebagai sikap hormat ? Aku punya banyak hal yang harus berterimakasih .
Jinhee bersandar lunglai di tembok dekat tangga.



***

Changmin sedang membaca buku medis dan menulis sesuatu di meja kerjanya.  Younggyu tiba dan bertanya apa yang sedang dilakukan Changmin ? . Changmin menjawab bukan apa2.  Younggyu membaca catatan kecil yang ditulis Changmin , berbunyi :  Pasca pengaruh perawatan untuk Meningitis .




Younggyu bertanya memangnya siapa yang mengidap Meningitis .  Changmin hampir keceplosan menyebut “ponakan”-nya (ponakan Jinhee) , namun segera mengkoreksinya kembali .  Younggyu bertanya kenapa tidak di print saja . Changmin menukas kalau memprint tidak menunjukkan usaha .
Younggyu tersenyum : Memangnya kau hendak berikan pada siapa ? . Changmin : Pada seseorang yang tidak perlu kau tahu .

***





Changmin mencoba menemui Jinhee , tetapi Dokter Guk muncul dan berdiri disamping Jinhee. Dokter Guk dengan canggung memberikan resep : Ini Rifampin , jika terjadi  sesuatu , anggota keluargamu perlu kontak dengan ponakanmu juga , dan kamu juga . Jinhee tersenyum : Terimakasih , aku tidak pernah ingat hal itu .  Dokter Guk berlalu .

Changmin menggerutu kalau sekarang Dokter Guk perhatian pada keluarga Jinhee juga . Jinhee menyadari ada Changmin disekitar. Changmin segera menyembunyikan coretan tangan tentang Meningitis dibalik jubah dokter. Seorang perawat memanggil Changmin karena perlu sesuatu .  Changmin membuang coretan tangan tentang Meningitis  ke tong sampah.

***



Jinhee pulang kerumah . Gwangsoo sedang asik dan heboh  menonton Ultimate Fighting Champion , dan menjerit tegang menonton pertarungan di televisi sambil mengunyah cemilan yang belum selesai dikunyah . Jinhee memandang dapur seperti pemandangan horror yang penuh dengan setumpuk cucian piring . Kompor menyala karena Jin’ae sedang sibuk membuat minuman hangat untuk bayi .

Dibawah ini adalah text dalam bentuk JPEG . Dianjurkan membaca artikel ini dalam ponsel ukuran 5 inchi keatas (rotate horizontal) , tablet , laptop dan PC. Jika tidak muncul lakukan Refresh 



Diatas ini adalah text dalam bentuk JPEG . Dianjurkan membaca artikel ini dalam ponsel ukuran 5 inchi keatas (rotate horizontal) , tablet , laptop dan PC. Jika tidak muncul lakukan Refresh 

Jinhee : Tiba2 aku berpikir , apakah mereka menerobos masuk dan tiba2 menguasai rumah kita ? . Ibu : Apa yang bisa kulakukan ? Ada cucuku dan ponakanmu juga .  Jinhee menggerutu : Haishh aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi .

Jinhee mengambil ponsel untuk menelepon .



Dirumah , Gwangsoo sibuk mencumbu Jin’ae padahal ada Baby Buk diantara mereka.  Jin’ae mengingatkan kalau Baby Guk bisa terbangun nanti . Gwangsoo tidak peduli dan tetap menggoda Jin’ae dengan kakinya. Gwangsoo siap bermesraan dengan Jin’ae tetapi ponsel Jin’ae berdering.
Jin’ae mengangkat ponsel . Jinhee meminta Jin’ae untuk keluar dari kamar Jinhee . Jin’ae beralasan sedang menidurkan Baby Guk . Jin’ae mengajak Jinhee untuk berbicara nanti saja.

Jinhee : Kamu mencoba berkelit lagi ? Heii , aku berada di klinik Ibu , segera datang kemari !!!

***

Jinhee makan mie disaksikan Jin’ae yang sudah tiba di klinik pijat.  Jinhee mengomel : Apa yang direncanakan kamu sekarang ? . Jin’ae : Apa maksudmu ? Keluargaku harus tinggal bersamamu untuk sementara waktu .  Jinhee : Sampai kapan ? . Jin’ae menukas : Kalau kau terus menggangguku , aku akan mengadu pada Ibu , dengan siapa kakak bersama di RS Wusu .
Jinhee kesal dan hendak menjitak kepala adiknya dengan sendok makan . Ibu tiba dan bertanya siapa memangnya yang ada di RS ? . Jinhee berkilah kalau yang dimaksud adalah sesama dokter magang.

Ibu bertanya pada Jin’ae : Bagaimana kamu menghadapi rencana pernikahan  ?  Aku akan bertemu dengan keluarga Gwangsoo segera.  Jinhee juga harus bertemu mereka.  Jin’ae berkilah : Ibu harus perlahan melakukan ini .  Jinhee mengomel : Kamu MBA (Married by Accident) diluar . Jin’ae : Itu bukan kecelakaan .  Jinhee : Jika bukan kecelakaan lantas apa ? . Jin’ae : Itu adalah cinta.



Ibu dan Jinhee mendesis mendengar jawaban Jin’ae .  Jinhee mengomel sambil menjitak kepala adiknya  : Cinta pantatku .  Jin’ae memprotes kenapa Jinhee memukul kepala ? . Ibu menegur agar Jin’ae bersikap sopan pada kakak yang lebih tua.

Jin’ae memprotes : Jangan lakukan ini padaku . Aku adalah Ibu dari seorang bayi sekarang.  Kalian pikir aku ini masih anak2 ? .  Ibu mendesis : Astagaaaa , aku tidak bisa bicara lagi .  Jinhee : Ibu ? Apa yang terjadi dengan cintamu ketika menjadi seorang Ibu ? . Jin’ae kesal dan membalas : Paling tidak aku tidak bercerai sepertimu . Kamu menikah karena kamu begitu jatuh cinta . Sedangkan kami punya satu bayi sebagai wujud cinta kami . Jadi itu bukan kecelakaan . Ibu juga harus tahu hal ini .

Jin’ae berlalu . Ibu hanya bisa mengeluh betapa kurangajarnya putri bungsunya itu .

***

Changmin minum sambil merenung perbincangannya dengan Jinhee di rooftop tadi siang.
Sebuah kilas balik . Jinhee menepis tangan Changmin : Pada siapapun aku jatuh cinta , apakah aku sedang berzinah sekarang ?  Ada apa denganmu ? Apakah kau merasa tidak nyaman ? Tetapi aku tidak masalah dengan itu , baik kamu kencan buta dengan Ahreum ataupun menikahi dia sekalipun , aku sama sekali tidak peduli .  Bukankah kita sudah bercerai ?

Jinhee melanjutkan minum .

***

Sementara itu Jinhee terpaksa tidur satu kamar satu ranjang dengan Ibunya. Jinhee teringat perkataan adiknya .

Sebuah kilas balik . Jin’ae kesal dan membalas : Paling tidak aku tidak bercerai sepertimu . Kamu menikah karena kamu begitu jatuh cinta . Sedangkan kami punya satu bayi sebagai wujud cinta kami .


Ibu mengigau apakah Jinhee belum bisa tidur ? . Jinhee menjawab kalau dia sedang berusaha tidur. Ibu bertanya : Kamu melamun karena perkataan Jin’ae ? Aku menganggap kalau perceraian bukanlah dosa. Bagaimana bisa dia menyeret masa lampau ? Sungguh gadis yang belum matang.
Jinhee : Akulah yang belum matang . Ibu : Sudah sudah ,lekas tidur . Kamu harus berkerja . Lekas tidur.

Jinhee melanjutkan tidur .



Sebuah kilas balik  . Jinhee muda sedang membawa kotak di kampus ketika berpapasan dengan Changmin dan para wanita lain . Salah satu wanita terjatuh karena ada gejala asma dan sesak napas.  Changmin segera memberikan petunjuk pada gadis asma untuk menggerakkan kepala ke atas dan mengamankan pernafasan .  Jinhee menanyakan apakah gadis asma itu makan siang di kantin hari ini ?

Jinhee memeriksa tangan gadis asma dan menemukan lengan berbintik . Jinhee berkata kalau menu kantin kampus hari ini adalah mie berbahan soba.  Changmin bertanya apakah itu alergi ? . Jinhee menjelaskan kalau kasus seperti ini sering terjadi pada orang2 Asia . Changmin menyimpulkan agar gadis asma di posisikan dalam arah yang berlawanan.

Seorang dosen datang dan mendiagnosa kalau gadis itu menderita anaphylactic dari alergi kulit , dan berkata kalau Changmin sudah memposisikan gadis itu dengan benar. Dokter memerintahkan agar menghubungi 911 .

Kini Changmin – Jinhee berdua saja . Changmin berkata sungguh melegakan . Jinhee tersenyum dan membenarkan . Changmin : Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya , apakah kamu seorang ahli diet ? . Jinhee : Iya benar , ini hari pertamaku berkerja , dan menggantikan seseorang untuk sementara.

Changmin melihat nametag dan tahu nama gadis dihadapannya adalah Oh Jinhee.  Changmin : Oh Jinhee , kita punya marga yang sama !!  . Mereka berdua saling tersenyum manis.
Sebuah narasi dari Changmin : Wajah yang membuatku jatuh cinta.

Mereka tidur di ranjang masing2 .

Sebuah kilas balik  . Jinhee muda sedang berjalan di koridor kampus ketika melihat Changmin berlari ke wastafel untuk muntah .  Jinhee terkejut dan membantu menepuk2 bahu Changmin . Changmin beralasan dia muntah karena mengikuti kuliah anatomi .

Jinhee lantas memberikan bahan herbal seperti kol  untuk dikunyah yang akan membuat kondisi Changmin lebih baik .  Changmin mencobanya dan mulai mengunyahnya .

Sebuah narasi dari Jinhee : Seandainya saja aku tidak punya sesuatu ditanganku pada saat itu .
Changmin merasa lebih enak setelah mengunyah .  Tiba2 kereta dorong mayat muncul ditarik dua mahasiswa.  Giliran Jinhee yang panik dan merinding . Tangan mayat itu menyenggol kaki Jinhee , sehingga Jinhee terpaksa melompat dalam dekapan Changmin .



Sebuah narasi dari Changmin  : Seandainya saja mayat itu tidak lewat pada saat itu .
Sebuah narasi dari Jinhee : Takdir itu dapatkah berakhir ?

Changmin dan Jinhee tersenyum saat tertidur di ranjangnya masing2.



Joseon Pop

Joseon Pop (JP) merupakan salah satu blog kontributor utama untuk blog bersama kami , Bentara.Asia yang berfokus pada kultur pop Asia. Blog JP menyumbangkan dan menggabungkan materi yang sebagian besar berfokus pada rekap drama korea dan review film korea. Untuk memudahkan penelusuran dan mengikuti update lebih cepat kami sarankan untuk langsung menuju ke direktori blog bersama . http://bentara.asia/sinopsis-drama-korea/

This is the most recent post.
This is the last post.

0 komentar